Kamis, 09 Februari 2012

tears**

     Waktu terus berjalan dan umur untuk hidup didunia semakin berkurang.
     Menikmati hidup itu bukan berarti tidak menangis, karena dengan menangis bisa membuat jiwa seseorang menjadi lebih tenang, dengan menangis dapat meluapkan segala emosi yang sedang dirasakan.
     Mungkinkah aku salah berdoa, menginginkan kehilangan tangis dalam hidupku. Aku berusaha tegar melalui setiap cobaan dan menahan air mataku untuk tidak menetes namun pada akhirnya selalu dengan mudah mengalir begitu saja, kemudian aku mohon pada Tuhan bantu aku untuk tidak menangis lagi, jadilah aku yang kini bak manusia tak berasa. Lebih menyedihkan ketika aku merasakan sakit didadaku karena batinku menangis dan aku tak bisa mengurangi kesedihan serta sakitnya dengan meluapkan semua itu dengan meteskan air mata. Aku rasa meneteskan air mata itu seperti melepas / membuang segala hal yang memberatkan aku (bukan berat badan yaaa), kekesalan yang tak bisa aku ungkapkan, kesedihan yang membelenggu, kemarahan yang menghancurkanku, ketidak percayaan diri, keputus asaan yang hadir, semua bisa hilang seketika. Malam yang indah menemaniku setiap kali aku lelah, melepas segala hal yang sulit, dan esok semua akan berubah, well, more better than before.
     Hari ini, semua ngga semudah dulu, aku ngga suka dibilang cengeng, atau gampang nangis, tapi semua itu ngga berarti setelah aku rasakan lebih menyakitkannya ketika aku ngga bisa nangis. (Hmm, atau kantung air mata aku rusak ya, kaya kotak ketawanya squidward, jadi harus dapet donor dari spongebob, hehe aku rasa setting-an dihati aku yang error, kaya pascal, ada tulisan "syntax error", haha haduh makin kaya orang stres akut dah). Well, marahnya, kesalnya, sedihnya, bingungnya aku hilang gitu aja, rasanya ngga ada tempat dalam diri aku untuk merasakan semua itu, ketika aku marah atau kesal, aku selalu menangis untuk melepasnya, tapi sekarang, dengan aku terdiam, semua bagai terhempas angin, dan aku tak rasakan apapun. Aku seolah tak peduli dengan semua yang terjadi, kemarahan, kekesalan, kesedihan, dan hal-hal yang kualami lainnya. Apa akan serupa dengan rasa sayang yang aku miliki, apa kasih yang ada pun akan hilang juga, seperti semua hal yang telah hilang dari dalam diriku. Aku mulai bingung dengan bagaimana membedakan rasa sayang pada satu orang dengan orang yang lain, cukup membuat semua orang bahagia, semua sama, aku sayang mereka. Lalu apa? bagaimana? (Apa hal kaya gini yang termasuk dalam kategori seorang remaja labil?)


     Aku kembali menangis, menangisi diriku sendiri, menangis karena tak bisa menjadi lebih berguna untuk orang yang aku sayangi. Banyak hal yang ingin aku lakukan, tapi aku takut untuk memulai dan melakukannya. Entah apa yang membuatku berpikir dua kali. Dengan seketika air mata menetes ketika aku tau aku tidak pernah berguna. Aku jadi marah pada diriku sendiri, aku kesal, dan kembali aku bersahabat dengan dinding kamarku, siap menemaniku dan membantu meluapkan amarahku.


     Tuhan mendengar doa-ku dan mengabulkannya, aku memohon, lebih baik aku seperti manusia yang tak berasa, tapi apa bisa aku disebut manusia ketika aku tak miliki asa? Aku tak berpikir panjang akan hal itu. Dan apa bisa semua itu aku miliki kembali setelah semua ini terjadi?
Kembalilah, kembali wahai semua asa yang tlah hilang dariku.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar